Konsumsi Beras Merah Meningkatkan Asupan Gizi Omega 3 dan Omega 6

Sebanyak 8 dari 10 anak di Indonesia kurang asupan lemak esensial, baik asam lemak omega 3 maupun asam lemak omega 6. Dampaknya dalam jangka panjang adalah gangguan pada pertumbuhan. , gangguan system kekebalan tubuh, dan adanya gangguan mental.


Hasil penelitian guru besar bidang Keamanan Pangan dan Gizi Departemen Gizi masyarakat Institut pertanian Bogor Ahmad Sulaeman tersebut telah dipublikasikan di Journal of Food Composition and Analysis. Asam lemak omega 3 juga dapat memengaruhi perasaan, perilaku dan personalitas seseorang. Bahkan penelitian menyebutkan asam lemak ini berdampak untuk mencegah depresi saat melahirkan. (dikutip Kilas Iptek dari Harian Kompas 22/2/2019)

Kecerdasan anak tidak hanya dipengaruhi faktor keturunan atau genetik tapi juga asupan gizi. sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak. Salah satu nutrisi penting adalah asam lemak esensial. Asam lemak omega 3 dan 6 penting untuk membentuk pembungkus syaraf bahkan sering disebut sebagai yang paling penting di antara asam-asam lemak karena memiliki efek anti peradangan dan anti penggumpalan darah. Asam-asam lemak omega-3 juga baik bagi sistim saraf pusat dan otak. Penelitian di Inggris telah membuktikan bahwa anak-anak yang diberi asam-asam lemak esensial memperlihatkan nilai lebih tinggi pada ujian membaca sekaligus perbaikan pada keseluruhan perilaku mereka. Tidak aneh jika asam lemak ini banyak digunakan dalam terapi anak-anak/orang yang mengalami hiperaktif dan gangguan perhatian, juga gangguan mental seperti Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) dan depresi.

Asam lemak omega-3 disebut esensial karena tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan. Sayangnya, asupan omega-3 dan omega 6 ini justru yang paling kurang dalam pola makan kita sekarang.

Bersyukurlah kita karena makanan pokok orang Indonesia adalah beras. Beras sebagai makanan pokok sebenarnya memiliki kandungan omega 3 dan 6, namun kandungan omega 3 dan 6 pada beras lebih banyak terdapat dibagian kulit arinya. Sedangkan bagian kulit ari terutama pada beras putih justeru terbuang sia sia akibat proses penggilingan dan penyosohan. 

Berbeda halnya bila kita mengkonsumsi beras merah, pada beras merah sebagian besar kulit ari yang berwarna ini masih menempel pada bagian endospermanya (beras pecah kulit/ unpolished riced) sehingga nutrisi omega 3 dan 6 bisa terselamatkan sebagai bagian terpenting dari nilai gizi beras.


Berikut perbandingan nilai gizi beras yang hanya pecah kulit hanya satu kali penggilingan dan beras sosoh :


Derajat sosoh yang ada di penggilingan di Indonesia dapat mencapai 100%. Artinya seluruh lapisan kulit ari yang kaya akan zat gizi menjadi hilang bersama dengan lepasnya seluruh lapisan kulit ari tersebut. Penyosohan dilakukan untuk memperbaiki tekstur beras mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar menyukai beras yang pulen, sedangkan beras pecah kulit cenderung memiliki tekstur yang pera (kurang disukai).


Beras pecah kulit yang hanya dipisahkan adalah sekamnya saja sehingga masih  memiliki endosperm, kulit ari, dan lembaga (zat tumbuh). Masing-masing struktur tersebut memiliki kandungan gizi yang berbeda. Di dalam endosperm terdapat karbohidrat, sedangkan di dalam kulit ari terdapat protein, mineral, vitamin, serta fiber, dan di lembaga terdapat zat gizi berupa lipid. Proses penggilingan dan penyosohan menyebabkan kulit ari serta lembaga menjadi hilang dan menyisakan endosperm (hanya karbohidrat) saja sehingga banyak sekali zat gizi yang hilang pada beras putih biasa. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar