Kandungan Selenium pada Beras Merah

Di antara berbagai jenis beras yang ada di Indonesia, beras yang berwarna merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg).
Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung, dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks berkurang.
Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan) dan selenium.
Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.

Fungsi selenium bagi tubuh erat kaitannya dengan efek bila kekurangan mineral ini, terutama dapat mencegah terjadinya beberapa penyakit. Berikut fungsi sekaligus efeknya bila tubuh kekurangan selenium.

1. Membantu fungsi kognitif otak

Tubuh menggunakan selenium untuk membuat enzim yang bernama selenoprotein, di antaranya adalah glutathione peroxidases sebagai antioksidan. Molekul pada enzim tersebut mencegah terjadinya kerusakan sel dengan cara mengubah bahan kimia seperti hidrogen peroksida menjadi bahan yang tidak berbahaya seperti air.
Bila kekurangan mineral ini di dalam tubuh, tentu aktivitas antioksidan yang melindungi sel juga terganggu, seperti penurunan kognitif otak atau mental seiring bertambahnya usia.

2. Membantu sistem kekebalan tubuh

Dilansir dari Healthline, badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat yakni FDA, tahun 2003 menyimpulkan bahwa mengonsumsi selenium dapat mengurangi risiko terbentuknya kanker tertentu, juga mencegah HIV berkembang menjadi AIDS.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Linus Pauling Institute. Tidak banyak penelitian tentang efek suplemen selenium pada orang dengan HIV. Satu studi menemukan bahwa suplemen membantu menurunkan tingkat rawat inap di antara orang dengan HIV dan yang lainnya menemukan efek selenium dengan perkembangan HIV.

Selain itu, beberapa studi juga menguak kemungkinan bahwa selenium mampu mengurangi risiko keguguran dan menurunkan risiko bayi dengan penyakit asma. Walaupun selenium memang sangat penting bagi manusia, bukti yang mendukung pernyataan ini belum banyak.

3. Penting bagi metabolisme hormon tiroid dan sintesis DNA

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa wanita yang memiliki tingkat selenium lebih tinggi mengurangi risiko masalah tiroid. Namun, hal ini belum terbukti pada pria. Selain itu, perbaikan DNA yang dilakukan selenium mencegah terjadinya kanker prostat pada laki-laki.

Menurut beberapa penelitian, kekurangan selenium dapat menyebabkan risiko kanker prostat lebih tinggi. Satu studi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi selenium dalam jumlah lebih tinggi, sebesar 159 mcg sehari, memiliki risiko lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki 86 mcg mineral ini.

Penggunaan suplemen tambahan pada orang dengan tingkat selenium rendah dapat menurunkan risiko kanker prostat. Akan tetapi, salah satu studi dari National Cancer Institute (NCI) menemukan bahwa untuk pria dengan kadar selenium yang sudah tinggi, suplemen hanya meningkatkan kemungkinan kanker prostat. Maka, Anda harus hati-hati dengan konsumsi suplemen vitamin dan mineral apa pun.

Penelitian lain juga menghubungkan tingkat selenium dengan kanker paru-paru. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 9.000 pria dan wanita di Finlandia, tingkat selenium rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.

Seberapa banyak selenium yang diperlukan oleh tubuh?

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan, anak di bawah usia tiga tahun membutuhkan 5 sampai 17 mcg (mikrogram) selenium per hari. Anak usia empat sampai 12 tahun membutuhkan 20 mcg selenium per hari.

Sedangkan pria dan wanita dewasa memerlukan 30 mcg selenium per hari. Jika Anda sedang hamil, kebutuhan selenium harian Anda ditambah menjadi 35 mcg. Kemudian, ibu menyusui membutuhkan 45 mcg selenium per harinya.

(sumber : https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/selenium-mineral-yang-dibutuhkan/  )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar